Jumat, 16 Mei 2008

VISI dan MISI Direktorat Nilai Sejarah



KEBIJAKAN DIREKTORAT NILAI SEJARAH
DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA
DEPARTEMEN KEBUDAYAN DAN PARIWISATA


Visi
“Terwujudnya kesadaran sejarah yang mampu memperkokoh jati diri dan integrasi bangsa”


Misi

MELAKUKAN PENANAMAN NILAI-NILAI, PENGEMBANGAN, DAN PEMANFAATAN KESEJARAHAN BAGI MASYARAKAT


Tujuan


1. Tersedianya sumber-sumber dan buku-buku sejarah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya mengembangkan pengetahuan sejarah
2. Terlaksananya penanaman nilai-nilai kesejarahan bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
3. Tersedianya sistem informasi kesejarahan yang dapat diakses oleh masyarakat.
4. Terwujudnya kerjasama antar instansi terkait dalam pengembangan kesejarahan.


Sasaran


2005- 2009
ØMeningkatnya penanaman nilai-nilai kesejarahan melalui kegiatan Lawatan Sejarah Tingkat Nasional dengan peserta guru sejarah dan siswa SMU terpilih dalam Laseda, berasal dari 33 provinsi. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta dapat menyampaikan nilai –nilai kesejarahan kepada siswa di sekolahnya masing-masing. Tahun 2006 dilaksanakan di Bangka Belitung, 2007 di Sumatera Barat, 2008 di Bali, dan 2009 di Maluku.
ØPerlu dilakukan evaluasi untuk mengukur tingkat kesadaran siswa maupun guru sejarah melalui: penyebaran quisioner, wawancara dan survei kepada para peserta yang telah mengikuti lawatan.
1. Dialog dengan Tokoh Sejarah, 2. Melawat, 3. lomba KTI, 4. Kwis, 5. Pentas Seni Multikultur, 6. Penghijauan (global warning).



•Bertambahnya penyusunan buku Sejarah Indonesia 8 jilid. Buku ini merupakan edisi baru berisi teori dan temuan-temuan baru yang belum ada pada buku sebelumnya. Diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai bahan acuan (buku babon) di kalangan mahasiswa, dan peminat sejarah (pemerhati sejarah). Pada tahun 2007 disosialisasikan di Cipanas, Jawa Barat bekerja sama dengan Pemda, Diknas, dan perguruan tinggi.



•Meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat melalui sistem informasi kesejarahan:
1. web site, 2. press tour, 3. penerbitan warta sejarah , 4. layanan perpustakaan dan 5. penyediaan sumber-sumber sejarah.



•Sosialisasi Pedoman Penulisan Sejarah Lokal merupakan acuan/ pegangan bagi para stake holder di tingkat kabupaten dan para peminat sejarah agar dapat menulis sejarah daerah/ lokal sesuai kaidah penulisan ilmiah. Kegiatan ini mendapat respon dari pemerintah daerah berupa penulisan buku sejarah daerah. Dilaksanakan di Solo tahun 2005, Bukittinggi tahun 2006, di Mataram tahun 2007. Tahun 2008 di Banjarmasin dan 2009 di Papua.
1. Diskusi, 2. Cetak Buku Pedoman, 3. Wisata Sejarah



•Workshop Kesejarahan guna memberikan masukan metode dan teknik pengajaran sejarah di SMU. Hasilnya berupa rumusan cara mengajar sejarah yang menarik dan menyenangkan bagi siswa tingkat SMU. Pada tahun 2006 dilaksanakan di Surabaya, 2007 di Bandung.
1. Workshop, 2. Pelatihan Penulisan KTI Sejarah, 3. Presentasi, 4. FGD (Fokus Group Discusion).


Kebijakan
àMendorong pemerintah daerah untuk menggali potensi daerahnya melalui penulisan sejarah lokal
àMemberikan masukan kepada instansi terkait dalam menyusun kurikulum pelajaran sejarah
àMeningkatkan peran serta dan pembinaan masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran sejarah.
àMengembangkan kajian sejarah lokal dalam memperkaya khasanah penulisan Sejarah Indonesia


Program
FPeningkatan penulisan sejarah
FPenanaman nilai-nilai dan peningkatan kesadaran sejarah bagi masyarakat
FPenggalian dan pemanfaatan sumber sejarah
- Peningkatan pelayanan informasi kesejarahan



Permasalahan yang dihadapi oleh Direktorat Nilai Sejarah adalah :
•Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan kebudayaan lokal masing-masing daerah
•Kurangnya tenaga ahli daerah untuk menulis sejarah lokal masing-masing daerah
•Kurangnya upaya generasi muda untuk menulis dan menanamkan nilai sejarah dan kepahlawanan untuk menumbuhkan kebangsaan dan jiwa patriot pada generasi muda
•Kurangnya rasa kebangsaan dan penghargaan terhadap keluhuran kebudayaan sendiri
•Belum adanya pendidikan dan pelatihan ketenagaan tentang penulisan kesejarahan/kebudayaan
•Belum optimalnya upaya pendidikan terhadap masyarakat mengenai pemahaman kebangsaan
•Kurangnya prasarana dan sarana kerja Direktorat Nilai Sejarah sebagai fasilitator dan motivator peningkatan pemahaman sejarah kebudayaan Indonesia untuk memperkokoh integrasi bangsa.


•Terdapat Permasalahan pada masyarakat mengenai kesadaran pengelolanan BCB dan pemahaman kesejarahannya.
•Masalah ini perlu dipecahkan bersama:
Dari aspek pemeliharaan, perawatan dan perlindungan (tangible: Direktorat Pubakala, Bawah Air dan Museum)

KEGIATAN SINERGI SEJARAH DAN PURBAKALA
Dari aspek nilai dalam rangka pengembangan dan peningkatan kesadaran masyarakat (intagible: Direktorat Nilai Sejarah) ) serta pemanfaatan untuk tujuan akademis/penelitian/edukasi.
•Bila ini diwujudkan/disinergikan maka kegiatan dilaksanakan di lokasi terpilih dengan mengangkat satu kasus yang terjadi pada masyarakat tersebut, dikaitkan dengan persoalan-persoalan kekinian yang menyangkut masalah pelestarian maupun untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat di sekitar BCB.

Tidak ada komentar: