Senin, 07 Juli 2008

LAWATAN SEJARAH NASIONAL DI BALI



1. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang luasnya meliputi Sabang hingga Merauke, dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa dan lebih dari 17.000 pulau yang disatukan oleh perairan laut. Saat ini isu multidimensional melanda dan mengancam keutuhan Indonesia sebagai sebuah Negara yang berdaulat. Umumnya permasalahan yang dianggap sangat serius adalah adanya gejala disintegrasi bangsa, konflik horizontal dan vertikal, kesenjangan ekonomi, sosial, politik, dan budaya, serta masalah narkoba yang hampir menimpa semua lapisan masyarakat.

Sehubungan dengan itu perlu kiranya pemerintah untuk memberikan perhatian khususnya untuk memupuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme, kebangsaan, persatuan, dan solideritas pada masyarakat. Berkaitan dengan hal itu Direktorat Nilai Sejarah, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan kegiatan Lawatan Sejarah Nasional. Kegiatan yang sebagian besar diikuti oleh para siswa-siswi Sekolah Menengah Umum (SMU) terbaik dan guru sejarah dari seluruh Indonesia.

Lawatan Sejarah Nasional sesuai visi dan misi Departemen kebudayaan dan Pariwisata, serta Visi dan Misi Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala mempunyai tujuan, merajut ingatan kolektif bangsa melalui penanaman nilai-nilai sejarah kepada generasi muda. Membuka cakrawala yang luas kepada generasi muda akan multikulture budaya yang dimiliki bangsa Indonesia dan merajut simpul-simpul keanekaragaman. Memperkenalkan objek-objek peninggalan sejarah dan budaya guna menumbuhkan sikap gemar melestarikan, melindungi dan memelihara peninggalan sejarah dan tradisi. Meningkatkan arus kunjungan wisata nusantara antar satu daerah dengan daerah lainnya di Indonesia.

Demikian pula suai dengan Rencana Program Jangka Panjang dan Menengah Lawatan Sejarah Nasional, secara bertahap telah memberikan pertumbuhan kesejahteraan bagi daerah-daerah yang telah dikunjungi. Beberapa indikator dapat ditunjukkan, yaitu dengan meningkatnya jumlah wisata nusantara berkunjung pada objek-objek wisata sejarah, dan semakin meningkatnya perhatian pemerintah daerah setempat untuk membenahi objek-objek wisata sejarah. Bila hal ini dikaitkan dengan pro-job, pro-poor, dan pro-growh, bahwa berkembangnya wisata sejarah di daerah-daerah kunjungan lawatan sejarah telah membawa dampak positif bagi masyarakat setempat dan juga dampak positif bagi peserta lawatan dengan bertambahnya wawasan dan pengetahuan tentang sejarah dan budaya masyarakat yang dikunjungi. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman sejarah dan sikap gemar melestarian bangun-bangun bersejarah.

2. Perkembangan Lawatan Sejarah Nasional

Kegiatan Lawatan Sejarah Nasional telah dilaksanakan sejak tahun 2003. Pada awalnya kegiatan Lawatan dilakukan secara regional oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradional (BKSNT sekarang telah berubah menjadi BPSNT) Padang bekerjasama dengan BKSNT, dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Siak Indragiri. Atas usulan BKSNT Aceh kegiatan ini perlu dikembangkan untuk menjadi sebuah kegiatan nasional, untuk merajut kembali simpul-simpul ke-Indonesia-an yang semakin menipis dalam ingatan kolektif masyarakat Indonesia. Lawatan Sejarah Nasional I dilaksanakan di sepanjang Pulau Jawa dengan mengunjungi pengasingan tokoh-tokoh pejuang bangsa, seperti Soekarno di Bandung, Hatta dan Syahrir di Sukabumi, dan Cut Nyak Dien di Sumedang.

Lawatan pertama telah memberikan temuan baru bagi masyarakat, tempat-tempat pengasingan yang sebelumnya tidak dikenal kemudian dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah oleh Pemda setempat. Hal ini telah membuka peluang bagi masyarakat setempat untuk menumbuhkan industri pariwisata. Juga gencarnya pemberitaan di media massa menjadi tempat-tempat pengasingan yang sebelumnya tidak dikenal menjadi tempat kunjungan wisatawan dari nusantara, terutama makam Cut Nyak Dien banyak dikunjungi masyarakat Aceh.

Lawatan kedua dilaksanakan pada tahun 2004 di Aceh. Tema yang diangkat pada lawatan kedua adalah “ Dari Sabang Merajut Simpul-simpul ke-Indonesia-an”. Juga mendapat sambutan dari masyarakat dan pemda setempat. Tak lama setelah Lawatan Sejarah Nasional II dilaksanakan pada bulan Agustus, pada bulan Desember bencana Tsunami meluluhlantakkan bumi Aceh, termasuk tempat-tempat dan bangunan bersejarah yang dikunjungi oleh peserta lawatan.
Lawatan ketiga dilaksanakan di Makassar pada tahun 2005 dengan tema ” Merajut Simpul-Simpul Maritim Perekat Bangsa. Lawatan kali ini telah dapat mengantarkan salah satu peserta lawatan untukl mendapatkan beasiswa dari Sampurna Foundation, untuk melanjutkan kuliahnya di Canada, atas karya ilmiahnya yang memuat tentang multikulture peserta lawatan dan tentang cara mereka saling belajar memahami dan mengerti dalam perbedaan budaya masing-masing selama kegiatan lawatan berlangsung.

Lawatan keempat dilaksanakan di Bangka-Belitung pada tahun 2006, dengan tema Pangkal Pinang Kota Pangkal kemenangan. Pada lawatan kali ini peserta diajak untuk mengunjungi pengasingan Sukarno, Hatta, dan Syahrir. Bangka sebagai Provinsi baru menyambut kegiatan lawatan ini dengan antusias. Tempat pengasingan tokoh-tokoh tersebut, setelah dikunjungi oleh peserta lawatan yang sebelumnya kurang mendapat perhatian pemerintah kemudian menjadi salah satu tempat wisata sejarah yang dipromosikan dalam kunjungan wisata daerah disamping wisata alam yang dimiliki oleh pemerintah setempat.

Lawatan Kelima dilaksanakan di Sumatera Barat, adalah kelima kalinya diselenggarakan pada tahun 2007 dengan tema Peranan PDRI dalam Mempertahankan Republik Indonesia : Suatu Mata Rantai Perjuangan”. Lawatan kelima tersebut berkaitan dengan tahun kunjungan wisata di Sumatera Barat. Sesuai dengan salah satu tujuan Lawatan Sejarah Nasional yaitu meningkatkan arus kunjungan wisata nusantara antar daerah dengan daerah lain di Indonesia. Lawatan Sejarah Nasional 2007 diikuti sebanyak 235 orang. Ini berarti membawa dampak positif bagi perkembangan wisata daerah.

3. Outcome dan Benafit Lawatan Sejarah Nasional

Sejak dilaksanakan Lawatan Sejarah Nasional tahun 2003 respon masyarakat dan pemerintah daerah sangat positif. Indikator ini dapat dilihat dari daerah-daerah yang telah dikunjungi sebagai kunjungan lawatan telah memprogramkan Lawatan Sejarah sebagai salah satu program kegiatan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata daerah setempat, beberapa daerah seperti Provinsi Bangka Belitung sejak tahun 2006 telah melaksanakan program lawatan regional atas biaya swadaya pemerintah setempat. Demikian pula dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur, sejak tahun 2008 ini telah melaksanakan program Lawatan regional, bahkan akan dikembangkan untuk bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk melaksanakan Lawatan Sejarah Regional bersama.
Disamping itu indikator lain yang dapat untuk mengukur keberhasilan program ini adalah semakin tingginya minat pemerintah daerah untuk mengadakan Lawatan Sejarah Regional dan tingginya minat masyarakat untuk mengikuti program Lawatan Sejarah Nasional atas biaya mandiri. Dengan demikian perhatian masyarakat terhadap tempat-tempat bersejarah semakin meningkat. Diharapkan dengan demikian dapat tumbuh pemahaman sejarah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesadaran sejarah masyarakat dan sikap untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah.


JADWAL KEGIATAN


Kamis 10 Juli 2008 Check In Peserta di Terminal IB
10-00-11.00 WIB Bandara Soekarno-Hatta - Jakarta

13.45-16.00 WIB Menuju Bali dengan Pesawat Sriwijaya Air

16.00-18.00 WITA Registrasi Panitia di Hotel Made Bali

18.00-19.00 WITA Makan Malam Bersama BPSNT Denpasar

19.00-20.00 WITA Orientasi dan Pembekalan Peserta LASENAS VI
- Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala;
- Direktur Nilai Sejarah;
- Kepala BPSNT Denpasar;
- Kepala BP3 Bali.
Moderator : Amurwani Dwi Lestari
Tempat: BPSNT Denpasar

20.00-22.00 WITA Menyaksikan Festival Kesenian Bali *Tentatif
22.00-selesai

ISOMA Hotel Made Bali

Kamis 10 Juli 2008

06.00-07.00 Senam Pagi dan Sarapan Pagi

08.30-09.30 Pembukaan:
- Laporan Ketua Pelaksanan
- Sambutan Dirjen Sejarah dan Purbakala
- Sambutan Gubernur Bali sekaligus membuka secara

resmi Lasenas VI
- Peninjaun Pameran Kesejarahan
- Jumpa Pers dan Ramah Tamah
Lokasi: Monumen Perjuangan Rakyat Bali

09.30-10.00 Acara Penanaman Pohon
Sub tema: Penghijauan Indonesia Peduli
- Gubernur Bali
- Dirjen Sejarah dan Purbakala
- Walikota Denpasar
- Direktur Nilai Sejarah
- Direktur Geografi Sejarah
- Perwakilan BPSNT ( Tanjungpinang)
- Perwakilan Siswa (Banda Aceh) dan Guru (Papua)
Lokasi :Halaman Monumen Perjuangan Rakyat Bali

10.00-10.30 Pelepasan Peserta Lasenas

10.30-12.00 Melawat Puri Satria dan Makan Siang Puri Satria Denpasar
12.15-13.15 Melawat Museum Negeri Bali

13.30-14.30 Melawat Puri Agung Mengwi
14.45-15.45 Melawat Taman Ayun
16.00-17.00 Melawat Taman Pujaan Bangsa di Margarana
17.15-17.45 Melawat Museum Subak
18.00-19.00 ISHOMA di Hotel Made Bali
19.00-21.00 Dialog Interaktif Kesejarahan
Sub Tema : Dialog Kebangsaan
Pembicara :
1. Dirjen Kesbangpol (Depdagri)
2. Prof. Dr. Susanto Zuhdi
3. Dr. Muklis PaEni
Moderator : Kenedi Nurhan (kompas)
Lokasi : Aula BPSNT Bali

Sabtu, 12 Juli 2008
06.00-07.00 Sarapan Pagi di Hotel Made Bali
07.00-09.00 Menuju Kabupaten Buleleng
09.00-10.00 Di Terima oleh Bupati Buleleng
10.00-11.00 Melawat Puri Agung
“Dialog dengan Toko Masyarakat” di Aula Pendodpo Kantor Bupati Buleleng
11.00-12.00 Melawat Museum Buleleng
12.00-13.00 Makan Siang di Ranggon Sanset
13.00-14.00 Melawat Gedong Kirtya
14.00-15.00 Melawat Situs Jagaraga
15.00-16.00 Melawat Pelabuhan Lama Buleleng
16.00-18.00 Menuju Denpasar

18.00-20.00 Dialog Interaktif Kesejarahan:
Sub tema: “Merajut Simpul-simpul Kebangsaan”
Pembicara:
1. Ide Pedanda;
2. Prof. Dr. Gde Parimartha;
3. AA Bagus Wirawan.
Moderator: Drs. Endjat Djaenudrajat
Lokasi : Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
20.00 – Selesai
ISOMA Hotel Made Bali


Minggu, 13 Juli 2008
06.00-07.00 Sarapan Pagi dan Persiapan Pulang dari Hotel Made Bali
07.00-08.00 Melawat Kabupaten Klungkung
08.00-09.00 Melawat Puri Klungkung
09.00-10.00 Melawat Puri Kertha Gosa
10.00-11.00 Melawat Monumen Puputan Klungkung
11.00-12.00 Diterima Oleh Bupati Klungkung:
1. Ramah tamah dan Makan siang;
2. Sambutan Bupati Tabanan.
Lokasi : Aula Pendopo Kantor Bupati Klungkung
12.00-13.00 Dialog Interaktif Kesejarahan:
Sub tema:”Meneladani Nilai-nilai Sejarah”
1. Pelaku Sejarah dan Tokoh Masyarakat
2. Tanya Jawab Peserta
13.00-14.00 Melawat Museum I Nyoman Gunarsa
Museum I Nyoman Gunarsa
14.00-16.00 Wisata Belanja Sukowati
16.00-17.00 Penanaman pohon mangrove
17.00-19.00 Persiapan Penutupan di Hotel Made Bali
19.00-21.00 Acara Penutupan:
1. Laporan Pertanggungjawan Ketua Pelaksana
2. Sambutan Bupati Badung
3. Sambutan Menteri Budpar Sekaligus Menutup Secara

Lasenas VI
4. Doa
5. Pagelaran Seni dengan Sub tema: “Kesenian Multikultur”
6. Penyerahan Penghargaan dan Hadiah Pemenang Karya Tulis
Lokasi : Aula BPSNT Bali
21.00- Selesai
ISOMA Hotel Made Bali

Senen 14 Juli 2008
06.00-08.00 Sarapan Pagi dan Persiapan Pulang
08.00-09.00 Brefing Panitia
09.00-selesai Menuju Bandara